critical journal

“ CRITICAL JOURNAL “

GRINGER FOR NAUSEA AND VOMITING IN PREGNANCY

 

  1. PENDAHULUAN
    1. Metode Pencarian Literatur
      1. Database yang digunakan dalam pencarian jurnal ini adalah google scholar.
      2. Kata kunci dalam pencarian litertur adalah “new journal of midwifery”.
      3. Jumlah literature yang didapatkan sebanyak 117.000
      4. Proses seleksi literature dilakukan dengan menggunakan criteria inklusi, yaitu :
        1. Artikel dalam lingkup kesehatan atau kebidanan.
    2. Abstrak
      1. Konteks

Di dalam abstrak tidak dijelaskan gambaran secara umum, kenapa penelitian itu dilakukan.

  1. Tujuan

Untuk menentukan efektivitas jahe sebagai terapi untuk mual dan mutah pada kehamilan.

  1. Pengaturan dan Desain

Desain penelitian menggunakan Eksperimen dengan menggunakan subyek penelitian sebanyak 70 orang ibu hamil dengan usia kehamilan di bawah 17 minggu yang mengalami mual dan mutah.

  1. Bahan dan Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel adalah random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah double masked, placebo control trial. Random dilakukan kepada 70 orang yang diacak, masing-masing mendapatkan jahe 1 gram per hari atau placebo yang diminum selama 4 hari. Subjek dinilai mualnya menggunakan skala visual analog dan catatan berapa kali subyek mengalami mutah selama 24 jam sebelum terapi, dan dilakukan lagi selama 4 hari berturut-turut selama terapi. Untuk menindak lanjuti dilakukan kunjungan 7 hari kemudian, menggunakan skala likert untuk melihat gejala yang muncul.

 

  1. Analisis

Analisis statistic yang digunakan tidak disebutkan dalam abstrak.

  1. Hasil

Hasil dari nilai visual analog setelah dilakukan terapi, terjadi penurunan mual yang signifikan dalam grup yang mendapat terapi jahe (2,1 ± 1,9) dibandingkan dengan grup placebo (0,9 ± 2,2, P=0,014). Jumlah yang mengalami mutah juga menurun secara signifikan dalam grup yang mendapat terapi jahe (1,4 ± 1,3) dibandingkan dengan grup placebo (0,3 ± 1,1, P<0,001). Hasil dari skala likert menunjukkan bahwa 28 dari 32 orang dalam grup jahe mengalami perbaikan gejala mual dibandingkan placebo grup sebanyak 10 dari 35 orang yang mengalami perbaikan.tidak ada efek jahe yang merugikan untuk kehamilan yang terdeteksi.

  1. Kesimpulan

Jahe efektif dalam meredakan keluhan mual dan mutah selama kehamilan.

 

Keyword : tidak dicantumkan

  1. DESKRIPSI JURNAL
    1. Deskripsi Umum
      1. Judul : Gringer for Nausea and Vomiting in Pregnancy
      2. Penulis : Teraporn Vutyavanich, MD, MSc, Theerajana Kraisarin, Md, Rung Aroon Ruangsri, BSc.
      3. Publikasi : Elsevier Science Inc, 2001. Volume 97. No. 4.
      4. Penelaah : Yespy Anna Wahyu
      5. Tanggal telaah : 28 Juni 2012.
    2. Deskripsi Konten
      1. Tujuan Penelitian

Untuk menentukan efektivitas jahe sebagai terapi untuk mual dan mutah pada kehamilan.

  1. Hasil Penelitian

Hasil dari nilai visual analog setelah dilakukan terapi, terjadi penurunan mual yang signifikan dalam grup yang mendapat terapi jahe (2,1 ± 1,9) dibandingkan dengan grup placebo (0,9 ± 2,2, P=0,014). Jumlah yang mengalami mutah juga menurun secara signifikan dalam grup yang mendapat terapi jahe (1,4 ± 1,3) dibandingkan dengan grup placebo (0,3 ± 1,1, P<0,001). Hasil dari skala likert menunjukkan bahwa 28 dari 32 orang dalam grup jahe mengalami perbaikan gejala mual dibandingkan placebo grup sebanyak 10 dari 35 orang yang mengalami perbaikan.tidak ada efek jahe yang merugikan untuk kehamilan yang terdeteksi.

  1. Kesimpulan Penelitian

Jahe efektif dalam meredakan keluhan mual dan mutah selama kehamilan.

  1. TELAAH JURNAL
    1. Fokus Utama Penelitian

Nausea and vomiting are common in early pregnancy1. Although the condition in not life threathening, it can cause considerable distress to pregnant women and their families.

As a consequence, a wide variety of treatment have been used empirically1,3. However, the used of drug for this condition is limited because of the concern for potential theratogenic effect1. Natural product su7ch as gringer, red raspberry and wild yam have been suggested as alternative threatment, but data on their efficacy is limited1.

In one study, gringer was found to be superior to dimenhydrinate in reducing motion sickness4. In an other study, gringer was found to significantly reduce post operative emetic squelae5. Only one trial of gringer in nausea of pregnancy was identified by an online search of the National Lybrary of Medicine’s MEDLINE database from 1990 to 2000.

The only study reported so far was a randomized, double blind, cross over trial of gringer in hospitalized patients with hyperemesis gravidarum6. The purpose of the present study was no further evaluate the effectiveness of gringer in a randomized, double mask, parallel design, involving a large groupof subject with lesssevere manifestation of nausea and vomiting.

Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas diketahui bahwa mual mutah merupakan kejadian yang biasa dialami pada awal kehamilan. Meskipun ini adalah kondisi yang normal tetapi dapat menimbulkan kecemasan pada ibu hamil dan keluarganya.

  1. Elemen Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian
    1. Gaya penulisan

Sistematika telah tersusun dengan baik dan jelas pada judul penelitian, nama penulis, abstrak (tujuan penelitian, pengaturan dan analisa, hasil, kesimpulan) tetapi penulis tidak mencantumkan konteks mengapa penelitian ini perlu dilakukan dan tidak menuliskan analisis statistic yang digunakan.

Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca mengerti bagaimana penelitian itu dilaksanakan dan apa hasil yang di peroleh.

  1. Penulis
  • Penulis dalam penelitian ini adalah Teraporn Vutyavanich, MD, MSc, Theerajana Kraisarin, Md, Rung Aroon Ruangsri, BSc dari departemen obstetric dan gynekologi Universitas Chiang May Thailand.
  • Gelar akademik penulis seharusnya tidak perlu dicantumkan.
  • Menurut penelaah dengan melihat latar belakang departemen penulis berasal, penulis memiliki kualifikasi yang cukup di bidang yang mereka teliti.
  1. Judul

Gringer for Nausea and Vomiting in Pregnancy

Judul penelitian cukup jelas, akurat dan tidak ambigu serta menggambarkan apa yang akan di teliti. Namun kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti tidak mencantumkan dimana penelitian akan dilakukan dan kapan penelitian tersebut dilakukan.

  1. Abstrak
    1. Kelebihan
  • Mampu mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan secara ringkas.
  1. Kekurangan
  • Jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
  • Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.
  • Jurnal ini juga tidak mencantumkan kata kunci.
  • Jurnal ini tidak memenuhi IMRAD (introduction, Metode, Result, Analize, Discussion) karena di dalam abstrak tersebut penulis tidak mencantumkan introduction dan analize.
  1. Elemen Yang Memepengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian
    1. Tujuan / Masalah Penelitian

Untuk menentukan efektivitas jahe sebagai terapi untuk mual dan mutah pada kehamilan.

  1. Konsistensi Logis

Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, hasil dan kesimpulan), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Catatan kaki tidak terdapat dalam jurnal ini.

  1. Literature Review

Penyusunan literatur menggunakan sistim Vancouver dan terorganisir dengan logis.

Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literature yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis.

Contoh kutipan Jurnal :

“We can find only one randomized cross over trial of gringer for hyperemesis gravidarum in the English literature6. In that study, 19 of 27 (70,4%) women preferred the period in which they receive gringer compared with 4 of 27 (14,8%) women receiving placebo, and 4 of 27 (14,8%) were unable to state any preference.

There was also a significant reduction in the number of vomiting episode in the gringer group. We found a significant improvement in nausea scores in subjects who received gringer compared with those who receive placebo. Gringer also significantly reduced the mean number of vomiting episodes during the 4 days of treathment.”

  1. Kerangka Teori

Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai jahe yang dapat meringankan keluhan mual mutah pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.

  1. Tujuan / Sasaran/ Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam tinjauan pustaka.

“objective : to determine the effectiveness of gringer for the treatment of nausea and vomiting of pregnancy.”

Pertanyaan penelitian tidak disebutkan dalam jurnal tersebut.

Hipotesis tidak disebutkan dalam jurnal tersebut.

  1. Sampel

Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan criteria inklusi dan criteria eksklusi. Criteria inklusi dalam penelitian ini adalah “if they first attended the clinic before 17 weeks gestation and had nausea of pregnancy, with or witout vomiting.”

Criteria eksklusi dalam penelitian ini :

  1. Had other medical disorders such as hepatitis or gastrointestinal diseases that might manifest with nausea or vomiting, or
  2. Were mentally retarded, or
  3. Had language or geographic barriers, or
  4. Had taken  other  medication in the past week that might aggravate or alleviate nausea or vomiting, such as iron tablets or antiemetics, or
  5. Were unable to take the medication as prescribed, or
  6. Were unable to return for a follow-up visit within 1 week, or
  7. Refused to participate in the trial.

Didapatkan jumlah sample 70 orang.

Penelitian ini dilakukan di klinik kebidanan di rumah sakit universitas Chiang Mai, Maharaj Nakorn selama 5 bulan tetapi tidak di beritahu dari bulan apa penelitian tersebut dilakukan. Pengambilan sampel dilakukan secara random, 32 orang diberikan perlakuan dengan diberi kapsul jahe, 35 orang diberikan placebo sedangkan 3 orang yang lain tidak dijelaskan.

 

 

  1. Pertimbangan Etika

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.

Izin etik untuk penelitian terlebih dahulu diperoleh dari ethical committee of the faculty of medicine, chiang may university dan prosedur sesuai dengan standar eksperimen untuk manusia sesuai declaration of Helsinki of 1975, revised in 1983.

  1. Definisi Operasional

Definisi operasional tidak disebutkan secara jelas dalam jurnal ini tetapi cara kerja penelitian atau konsumsi tablet jahe disebutkan, yaitu :

“ they were than randomized into two group. Those into gringer group receive one 250 mg capsule three times daily after meals and one capsule before bed time for 4 days.those in placebo group received identical looking capsules and the same regimen. All subject were advised to devide their meals into frequent small one rich in carbohydrate and low in fat and not to take any other medication outside the trial. Subject were requested to returt in 1 week to asses their responses to treathment.

  1. Metodologi

Desain penelitian menggunakan Eksperimen dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah double masked, placebo control trial.

Instrument yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala Likert ( much worse, worse, same, better, much better). Kuesioner tersebut berdasarkan tujuan dari penelitian dan informasi apa yang ingin dikumpulkan oleh penelaah instrument yang digunakan hanya akan mengungkap jumlah yang mengalami perbaikan dalam hal mual mutahnya.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrument tidak dilakukan dalam penelitian tersebut.

  1. Data Analisis/ hasil

Analisis statistic yang digunakan adalah wilcoxon rank sum test. Penyajian table disertai dengan narasi yang jelas mengenai isi table. Cara kerja atau analisisnya pun disajikan dalam bentuk table yang mudah dibaca dan dipahami bagaimana maksud peneliti.

Jumlah sampel yang berpartisipasi sebanyak 70 orang ibu hamil. Kelompok perlakuan berjumlah 32 orang, kelompok placebo berjumlah 38 orang tetapi drop out 3 orang, sehingga sisa subjek adalah 67 orang.

Hasil penelitian ini dua grup tetap mengalami mual mutah selama 24 jam sebelum diberikan terapi. Setelah 4 hari dilakukan terapi mual mutah pada grup perlakuan menjadi menurun dibandingkan dengan grup placebo.

  1. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Kelebihan

Bagian pembahasan mengacu pada beberapa kritereia Hills :

  1. Kekuatan asosiasi

“In one study, gringer was found to be superior to dimenhydrinate in reducing motion sickness4. In an other study, gringer was found to significantly reduce post operative emetic squelae5. Only one trial of gringer in nausea of pregnancy was identified by an online search of the National Lybrary of Medicine’s MEDLINE database from 1990 to 2000.”

Besarnya pengaruh dari jahe terhadap kejadian mual dan mutah juga di temukan pada penelitian sebelumnya.

  1. Konsistensi

“In one study, gringer was found to be superior to dimenhydrinate in reducing motion sickness4. In an other study, gringer was found to significantly reduce post operative emetic squelae5.”

Replikasi dari temuan peneliti sebelumnya memperlihatkan hasil yang bervariasi pada berbagai factor yang diuteliti. Pada uraian diatas di sebutkan bahwa jahe tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi mual mutah pada kehamilan saja tetapi juga pada mabuk perjalanan serta mual mutah pasca operasi.

  1. Hubungan temporal

“mual mutah merupakan kejadian yang biasa dialami di awal kehamilan.”. Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan kejadian mual mutah, jahe merupakan terapi non farmakologi dari bahan natural atau alam yang dapat digunakan dalam menurunkan kondisi mual mutah.”

Penelitian ini berusaha untuk mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa yang mendahului akibat menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan masalahnya.

  1. Efek dosis respon

Dosis jahe yang diberikan kepada ibu hamil sebesar 1 gr setiap kapsulnya dan diberikan sebanyak 3 kali dalam satu hari. Setelah diminum selama 4 hari kondisi atau keluhan mual mutah pada kelompok perlakuan lebih menurun dibandingkan kelompok placebo.

  1. Spesifikasi

Hubungan kausal dalam spesifikasi terpenuhi.

  1. Plausability

Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi sebab mual mutah dapat terjadi karena factor hormonal yang biasanya dialami oleh ibu hamil trimester 1. Jahe secara  farmakologi adalah herbal yang dapat meringankan gangguan pencernaan.

  1. Bukti eksperiment

Di dalam hasil analisis didapatkan data yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok placebo. Jahe efektif meringankan gejala mual dan mutah pada kehamilan.

  1. Analogi

Pada penelitian ini unsure kausalitas dalam analogi terpenuhi karena terdapat beberapa penelian sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan yang nyata bahwa jahe dapat meringankan kondisi mual dan mutah.

Pembahasan hasil temuan dikaitkan kembali dengan berbagai hasil temuan sebelumnya dari tinjauan pustaka yang diambil, baik yang hasil temuannya berkorelasi dengan hasil maupun tidak.

Kekurangan

Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.

Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

  1. Referensi

Literature yang digunakan menggunakan literature yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah di publikasikan sebelumnya.

  1. Kesimpulan dan Saran
    1. Kelebihan
  • Isi dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian.
  • Saran mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait dan harapan bagi dirinya sendiri untuk dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi penelitian true experiment.
  1. Kekurangan
  • Isi dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam penyampaiannya tidak dikemas secara ringkas.
  • Isi dalam saran tidak menjelaskan waktu yang tepat dan durasi untuk menggunakan aroma terapi sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.
  • Saran juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa yang dapat menggunakan aroma terapi.
  1. PENUTUP

Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.

 

 untuk melihat journal klik disini

Leave a comment »

Telaah Jurnal

“ TELAAH JURNAL “

PENGARUH AROMA TERAPI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA

DI PSTW UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL

YOGYAKARTA

 

  1. PENDAHULUAN
    1. Metode Pencarian Literatur
      1. Database yang digunakan dalam pencarian jurnal ini adalah google scholar.
      2. Kata kunci dalam pencarian litertur adalah “kebidanan”.
      3. Jumlah literature yang didapatkan sebanyak 2.890
      4. Proses seleksi literature dilakukan dengan menggunakan criteria inklusi, yaitu :
        1. Artikel dalam lingkup kesehatan atau kebidanan.
        2. Artikel lima tahun terakhir.
    2. Abstrak
      1. Konteks

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia.

  1. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

  1. Pengaturan dan Desain

Desain penelitian Quasi Eksperiment dengan subyek sebanyak 30 orang lansia..

  1. Bahan dan Metode

Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel adalah purposive sampling. Sampel sebanyal 30 orang lansia dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang pertama digunakan sebagai kelompok control.

  1. Analisis Statistik yang Digunakan

Analisis statistic yang digunakan adalah independent t-test dan paired t-test.

 

 

  1. Hasil

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.

  1. Kesimpulan

Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.

 

Keyword : Lansia, Insomnia, Aromaterapi

  1. DESKRIPSI JURNAL
    1. Deskripsi Umum
      1. Judul : Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.
      2. Penulis : Sri Adiyati.
      3. Publikasi : Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali, 2010. Volume 2. No. 2.
      4. Penelaah : Yespy Anna Wahyu
      5. Tanggal telaah : 28 Juni 2012.
    2. Deskripsi Konten
      1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

  1. Hasil Penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053.

  1. Kesimpulan Penelitian

Terapi komplementer aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan derajat insomnia pada lansia.

  1. TELAAH JURNAL
    1. Fokus Utama Penelitian

Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 setara denga 7,2% jumlah penduduk dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020 menjadi 29 juta jiwa atai setara dengan 11,4%.

Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada setiap manuasia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai macam masalah baik secara fisik, mental maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang.

Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Setelah dilakukan screening dari 42 lansia yang tinggal di PSTW ( Panti Sosial Tresna Werdha ) unit Budi LUhur Kasongan Bnatul didapatkan 32 lansia mengalami insomnia.

Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terrapi komplementer dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan dalam kepercayaan holistic manusia.

Teori keperawatan sunrise model yang mempunyai tujuan dasar yaitu menggunakan pengetahuan relevan dalam menyediakan kultur spesifik dan kultur yang kongruen untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui apakah aromaterapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia.

Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas diketahui bahwa jumlah lansia akan mengalami peningkatan pda tahun 2020 yaitu setara dengan 11,4% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Hal ini meningkatkan pula populasi yang beresiko untuk terkena insomnia. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Melihat makin besarnya yang beresiko terkena insomnia akibat makin bertambahnya usia, maka dapat terjadi epidemic dalam waktu dekat. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia.  Focus utama penelitian cukup jelas yaitu untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.

  1. Elemen Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian
    1. Gaya penulisan

Sistematika telah tersusun dengan baik dan jelas pada judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, , analisis statistic, hasil, kesimpulan) tetapi pada pengaturan dan desain tidak dijelaskan secara terperinci hanya menyebutkan secara umum yaitu Quasy Eksperiment. Metode juga tidak dijelaskan instrument pengukuran yang digunakan.

Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga memudahkan pembaca mengerti bagaimana penelitian itu dilaksanakan dan apa hasil yang di peroleh namun pada penulisan masih kita jumpai banyak kata depan, kata hubung maupun awalan yang berada di awal kalimat.

  1. Penulis

Penulis dalam penelitian ini adalah Sri Adiyati berasal dari Prodi Keperawatan Magelang politeknik Kesehatan Semarang.

 

  1. Judul

Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.

Judul penelitian cukup jelas, akurat dan tidak ambigu serta menggambarkan apa yang akan di teliti. Namun kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti tidak mencantumkan kapan penelitian tersebut diadakan.

  1. Abstrak
    1. Kelebihan
  • Mampu mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang didapatkan.
  • Jurnal ini memenuhi IMRAD (introduction, Metode, Result, Analize, Discussion).
  • Jurnal ini juga mencantumkan kata kunci.
  1. Kekurangan
  • Jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini.
  • Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.
  1. Elemen Yang Memepengaruhi Kekuatan Suatu Penelitian
    1. Tujuan / Masalah Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia. Tujuan dalam penelitin ini sangat sederhana dan jelas.

  1. Konsistensi Logis

Laporan penelitian telah mengikuti langkah-langkah yang seharusnya yaitu : dimulai dari judul penelitian, nama penulis, abstrak (konteks, tujuan penelitian, pengaturan dan desain, bahan dan metode, analisis statistik, hasil, kesimpulan, dan kata kunci), pendahuluan, bahan dan metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Catatan kaki tidak terdapat dalam jurnal ini.

  1. Literature Review

Penyusunan literatur sepertinya penulis ingin menggunakan sistim vancouver tetapi pada daftar pustaka tidak ikut dilakukan penomoran, hanya pada teorinya saja.

Penulisan jurnal menggunakan analitis kritis berdasarkan literatur yang ada dengan membandingkan temuan-temuan pada penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapatkan oleh penulis tetapi tidak secara langsung karena ditemukan dalam paragraph yang berbeda.

Contoh kutipan Jurnal :

Insomnia dapat diatasi denga terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh pola tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memliki peningkatan durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.

Literature yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya.

  1. Kerangka Teori

Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai aroma terapi yang dapat meringankan gangguan tidur pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan dengan cukup rinci.

  1. Tujuan / Sasaran/ Pertanyaan Penelitian/ Hipotesis

Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang disajikan dalam tinjauan pustaka.

“Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.”

Pertanyaan penelitian juga tertuang dalam pendahuluan yaitu “apakah aroma terapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia?”

Hipotesis tidak disebutkan dalam jurnal ini.

  1. Sampel

Penelitian ini dilakukan di di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tetapi waktu penelitian tidak disebutkan. Sampel pada penelitian ini dikenakan criteria inklusi sehingga diperoleh 30 sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Sampel diambil 30 orang dari 32 orang yang mengalami insomnia, tetapi tidak dijelaskan alas an mengambil 32 sampel tersebut.

  1. Pertimbangan Etika

Sebelum mendapatkan persetujuan lisan dari peserta (subjek penelitian), terlebih dahulu mereka diberikan penjelasan mengenai : tujuan, sasaran dan metodologi penelitian.

Izin etik untuk penelitian tidak diperoleh dari Komite Etik karena di Indonesia belum memiliki komite etik untuk penelitian. Izin diperoleh dari pimpinan PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul dan lansia yang terlibat dalam penelitian tersebut.

  1. Definisi Operasional

Definisi operasional tidak disebutkan dalam jurnal ini. Seperti apa insomnia yang dimaksud oleh peneliti tidak disebutkan secara jelas. Berapa rentang waktu tidur malam sehingga dikatakan insomnia juga tidak dijelaskan.

  1. Metodologi

Desain penelitian ini dalah Quasy Eksperiment dengan menggunakan 30 orang subyek yng mengalami insomnia.

Instrument yang digunakan adalah pre test dan post test dengan menggunakan KSPBJ (Kelompok Study Psikologi Biologik Jakarta). Penelaah tidak bisa menyimpulkan apakah instrument yang digunakan sudah sesuai atau belum dengan informasi yang ingin dikumpulkan oleh peneliti karena instrument tidak dijelaskan secara rinci.

  1. Data Analisis/ hasil
  • Analisis statistic yang digunakan adalah t-test. Analisis ini digunakan untuk membandingkan kelompok control dan kelompok intervensi.
  • Penyajian table disertai dengan narasi yang jelas dan singkat mengenai isi table.

Table 1. distribusi hasil analisis paired sample t-test derajat insomnia kelompok perlakuan pada lansia yang mengalami insomnia dip anti social Tresna Werdha unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta tahuan 2009

Mean pre test

Mean post test

Std. dev

t

Sig. (2 tailed)

12,27

8,53

5,351

2,702

0,017

Berdasarkan table 1 pada kelompok perlakuan terjadi penurunan derajat insomnia yang signifikan, selisih mean derajat insomnia pre test dan post test sebesar 3,73 dan nilai t= 2.702 dengan nilai probabilitas Sig (2 tailed) 0,017.

  • Jumlah sampel

Jumlah sampel yang berpartisipasi : dari 32 lansia yang mengalami insomnia dipilih dengan menggunakan criteria inklusi, terdapat 2 orang yang tidak berpartisipasi dalam penelitian ini, sehingga sisa dari subyek sebanyak 30 orang.

  • Hasil penelitian

Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-test diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh terhadap pola tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memiliki peningkatan durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.

  1. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

Kelebihan

Bagian pembahasan mengacu kepada beberapa criteria Hills :

  1. Kekuatan asosiasi

“Insomnia dapat diatasi dengan terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aroma terapi menurunkan derajat insomnia pada lansia.”

Pengaruh aroma terapi dapat mengatasi insomnia juga dapat ditemukan pada penelitian sebelumnya, hanya saja besarnya pengaruh tidak disebutkan.

 

  1. Konsistensi

Penulis tidak mencantumkan replikasi dari penelitian sebelumnya sehingga penelaah tidak bisa membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

  1. Hubungan Temporal

“Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia, aroma terapi merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia.”

Penelitian ini berusaha untuk mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa yang mendahului akibat menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan masalahnya.

  1. Efek dosis respon

Dalam penelitian ini hanya dijelaskan hasil bahwa aroma terapi dapat menurunkan tingkat insomnia. Dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan tidak dijelaskan secara rinci. Penelaah atau pembaca jurnal tidak emngetahui secara pasti dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan yang seperti apa yang dapat menurunkan tingkat insomnia.

  1. Spesifikasi

Hubungan kausal dalam hal specificity tidak terpenuhi, meskipun di temukan perbedaan dari hasil pre test dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok control. Namun pengontrolan terhadap factor-faktor lain yang berpengaruh tidak dilakukan, misalnya pada aktifitas apa yang mereka lakukan. Di teori disampaikan bahwa aktifitas yang dilakukan juga akan mempengaruhi tingkat insomnia.

  1. Plausibility

Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi sebab aromaterapi dapat mempengaruhi system syaraf sehingga menimbulkan rasa rileks. Relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, yang mana rasa tegang dan kecemasan merupakan penyebab dari insomnia sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan. Pada penelitian ini kesesuaian terpenuhi dalam hal pemilihan subyek dimana aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia.

  1. Bukti eksperimen

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang mengungkapkan fakta secara empiris dan rasional mengenai pengaruh aroma terapi terhadap penurunan tingkat insomnia.

  1. Analogi

Pada penelitian ini unsure kausalitas dalam hal analogi belum terlihat jelas karena penulis tidak mencantumkan penelitian atau hasil penelitian sebelumnya.

Kekurangan

  • Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal tersebut.
  • Penelitian sebelumnya juga tidak dicantumkan dalam jurnal tersebut.
  1. Referensi

Literature yang digunakan hanya sebanyak 2 jurnal dari keseluruhan jurnal yang kurang dari 2 tahun pada saat penelitian tersebut dilakukan.

  1. Kesimpulan dan Saran
    1. Kelebihan
  • Isi dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian.
  • Saran mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait dan harapan bagi dirinya sendiri untuk dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi penelitian true experiment.
  1. Kekurangan
  • Isi dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam penyampaiannya tidak dikemas secara ringkas.
  • Isi dalam saran tidak menjelaskan waktu yang tepat dan durasi untuk menggunakan aroma terapi sehingga dapat mengatasi gangguan tidur.
  • Saran juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa yang dapat menggunakan aroma terapi.

 

  1. PENUTUP

Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya ilmiah. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.

 

 

 untuk melihat jurnal asli silahkan klik disini

 

Leave a comment »

distosia bahu

PASIEN DENGAN RESIKO DISTOSIA BAHU

  1. Faktor Resiko :

DM, Kelahiran dg forcep

Bayi Besar

Ibu Obesitas

Penambahan Berat Badan Berlebih

Panggul Sempit

Disfungsi Persalinan

Kala II Lama

  1. Melakukan tindakan antisipasi persalinan

Persalinan dengan cara yang tepat

Memastikan peralatan dan penolong  yang kompeten pada pasien tersangka distosia bahu

Memastikan kandung kemih kosong

Memberikan anastesi perineal

  1. Mendiagnosa distosia bahu dengan tepat
  1. Lakukan episiotomy

Bersihkan jalan udara

Lakukan posisi mac.robert

Mac. Robert berhasil                                                                                        Mac. Robert gagal

Merubah bahu depan ke dalam diameter oblique panggul

Rotasi berhasil                                                                                                 Rotasi gagal

  1. Tarik bahu belakang dengan melahirkan lengan posterior

Mengantisipasi patah tulang humeri pertimbangkan tarikan pada axila posterior

Tarikan bahu berhasil                                                                                      Tarikan bahu gagal

  1. Coba manuver corkscrew,

                                                                                memutar bahu belakang 180o di bawah symfisis

Rotasi berhasil                                                                                     Manuver corkscrew gagal

  1. Mematahkan klavikula

Menarik kepala ke atas untuk melahirkan bahu belakang, menarik kepala ke bawah untuk melahirkan bahu depan diikuti kelahiran tubuh bayi

  1. Mengantisipasi distosia bahu pada ibu penderita diabetes (kontrol walaupun terkontrol dengan baik), bayi besar, ibu obesitas, disfungsi persalinan (khususnya  kala II lama), dan kelahiran dengan forcep ekstraksi kepala masih di pintu tengah panggul. Memahami, bagaimanapun persalinan normal dan spontan mungkin mengalami distosia bahu.
  2. Untuk kasus resiko distosia bahu, mengantisipasi komplikasi dengan melahirkan bayidalam pengaturan tempat yg baik dan tempat resusitasi tertata dengan tepat. Dokter anak dan ahli anastesi harus siap siaga dalam setiap kemajuan persalinan untuk memastikan secara fisik bahwa bayi akan segera dilahirkan. Dokter kandungan yang memiliki pengalaman terbatas harus meminta pendampingan dari seniornya. Pastikan kandung kemih pasien dalam keadaan kosong dan beria anastesi perinealbagian kemaluan saja atau anastesi lokal apabila ahli anastesi siap di tempat. Jika distosia bahu terjadi tanpa ada gejala, induksi cepat dari general anastesi mungkin diperlukan.
  3. Distosia bahu dikenal dengan adanya kesulitan dalam melahirkan bahu depan, kadang-kadang nampak setelah kepala bayi membuka pintu dan kepala kembali kedalam perineum (turtle sign). Lakukan episiotomy mediolateralis atau median episioproctotomy. Bersihkan oropharinx bayi dengan cepat dari lendir yang berlebih. Asisten harus membantu ibu melekatkan kedua paha ke arah perut (Mac. Robert) untuk merotasi kepala pada symfisi pubis untuk mengurangi sudut inklinasi panggul. Meskipun ini tidak akan merubah ukuran panggul, kemungkinan akan membantu membebaskan bahu yang terjepit, sehingga dengan tarikan kebawah pada kepala bayi diharapkan dapat diikuti kelahiran tubuh bayi.
  4. Jika perubahan posisi ini gagal, masukkan tangan penolong ke dalam vagina di samping bahu depan dan merotasinya ke dalam diameter oblique. Jika rotasi ini berhasil, lakukan tarikan kepala ke bawah secara perlahan, tetapi kali ini harus diikuti dengan tekanan supra pubis.
  5. Tangan penolong dimasukkan ke dalam vagina di samping bahu depan untuk memegang lengan, kemudian dengan hati-hati mengeluarkan lengan dengan melewati dada. Kemungkinan,  tulang humerus dapat patah pada kasus ini, tetapi hal tersebut bukan masalah serius. Kemungkinan lain, jari telunjuk melipat axila posterior untuk mengeluarkan bahu belakang.
  6. Teknik Woods atau corkscrow, mengharuskan bahu belakang direndahkan ke dalam cekungan sakrum. Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan di depan bahu belakang. Tekanan memutar bahu belakang 180o, dengan demikian sebelum menyebabkan tabrakan pada bahu depan lakukan rotasi bahu bawah sebelah belakang kearah cekungan sarkum dan merubah posisi bahu belakang menjadi bahu depan, salah satu lengan dibawah symfisis atau dikeluarkan dari vagina. Diharapkan setelah ituseluruh tubuh bayi dapat dilahirkan dengan menarik kepalanya ke bawah. Jika gagal rotasikan bahu belakang 180o dengan tangan sebaliknya dalam cara yang sama untuk melahirkan bahu yg tersisa.
  7. Kalau perlu meskipun jarang untuk mematahkan clavikula dengan sengaja untuk mengatasi distisia bahu. Kebanyakan dokter kandungan tidak menggunakan teknik ini. Hal ini dilakukan dengan menggunakan gunting besar dan benar-benar kuat. Hal ini sangat beresiko terhadap apex jantung. Sebuah metode baru-baru ini dibuat untuk merubah kepala dimasukkan ke dalam vagina dan uterus kemudian dilahirkan dengan operasi cesar. Tanpa banyak percobaan, hal ini potensial penuh resiko  (bagi ibu) teknik ini belum di rekomendasikan.

DISTOSIA BAHU

  1. Gambaran Umum

Pada saat persalinan kepala akan mengalami putaran paksi luaryang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring di bawah ospubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu depan berada di bawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul, dan tetap berada pada posisi antero posterior, pada bayi besar akan terjadi benturan bahu depan dengan symfisis.

Distosia bahu terutama disebabkan olehdeformitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat ke dalam panggul ( pada makrosomnia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara, sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat akan menyebabkan bahu tidak dapat melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami perpanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

Distosia bahu adalah suatu keadaan yang tidak dapat diduga sebelumnya.

  1. Faktor Resiko
  • Ibu dengan DM
  • Bayi besar
  • Ibu obesitas
  • Kelebihan penambahan berat badan
  • Panggul sempit
  • Persalinan disfungsi
  • Kala II lama
  • kelahiran dengan forcep ekstraksi kepala masih di pintu tengah panggul
  1. Tanda
  • Kala II persalinan yang memanjang
  • Kepala bayi melekat pada perineum (Turtle’s Sign)
  1. Prognosis
    1. Distosia bahu dapat menyebabkan terjadinya kompresi pada tali pusat dan mengakibatkan
  • Penurunan pH arterial pH 0,04 setiap menit.
  • Penurunan pH arterial 0,28 setiap tujuh menit
  • pH arterial di bawah 7,0 akan menyebabkan tindakan resusitasi menjadi sulit.
  1. Komplikasi karena distosia bahu
  • Kerusakan pleksus brachialis karena rudapaksa dalam persalinan (10%)

Keadaan ini pada umumnya akan mengalami perbaikan pada tahun pertama, tetapi beberapa diantaranya menjadi kelainan menetap.

  • Erb-Dunchenne Palsy

Kerusakan terjadi pada nervus cervikal setinggi tulang belakang cervikal V dan VI.

  • Paralisis Klumpke’s

Paralisi yang terjadi pada nervus columna vertebralis setinggi tulang belakang cervikal VIII dan thorakal I

  • Patah tulang

Fraktur klavikula dan humeri.

  • Asfiksia janin
  • Kematian bayi
  1. Masalah

Kepala bayi telah lahir tetapi bahu terlambat dan tidak dapat dilahirkan.

  1. Pengelolaan umum

Selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu pada setiap persalinan, terutama sebagai antisipasi terhadap taksiran berat  janin yang besar dan persalinan dengan ibu penderita DM.

Harus selalu diupayakan untuk melakukan deteksi dini pada bayi makrosomnia.

Dianjurkan agar proaktif melakukan tindakan SC bila terdapat makrosomnia.

  1. Syarat
  • Kondisi vital ibu cukup memadai, sehingga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan persalinan.
  • Masih memiliki tenaga untuk meneran.
  • Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi.
  • Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup.
  • Bukan monstrum atau kelainan kongenital yang menghalangi keluarnya bayi.
  1. Kesimpulan

Berbagai upaya untuk menanggulangi distosia bahu diantaranya adalah penambahan sumbu antero posterior pintu atas panggul dengan posisi Mac. Robert, pengecilan rentang bahu dengan prasat Resnick, pengalihan bahu depan ke belakang menurut prasat Wood.

Syarat khusus untuk ekstraksi vakum adalah pembukaan servik lengkap, presentasi kepala, cukup bulan, tidak ada kesempitan panggul, anak hidup, penurunan kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis, kontraksi baik, ketuban sudah pecah, alat berfungsi baik.

distosia bahu

Leave a comment »

Hello world!

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!

Comments (1) »